top of page
masdar_f_masudi-removebg-preview.png
KH Masdar Farid Mas'udi

Dewan Kehormatan NU Circle

Ketua Syuriah PBNU

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

 

Basis utama Nahdlatul Ulama (NU) adalah pesantren yang menjadi soko guru dan mata airnya, Dari pesantren inilah NU mendapatkan gugusan keumatan yang disebut dengan Santri. Santri mengandung pengertian pelajar Islam yang menekuni keilmuannya di Pesantren. Santri juga dapat dirujuk dalam trikotomi Clifford Geertz sebagai golongan yang melaksanaan ajaran agama Islam dengan taat, yang
membedakannya dengan golongan abangan dan priyayi.


NU Circle, dari namanya bisa dikenali sebagai lingkaran Nahdlatul Ulama (NU), lingkaran teman - teman yang setia dan secara kultur dekat pada NU dan memiliki kerinduan untuk "pulang" ke rumah besar NU. Seringkali secara berseloroh rekan-rekan di NU Circle sering menyebut sebagai para muallaf NU. Komposisi keanggotaan NU Circle lebih banyak diisi oleh teman-teman yang mungkin tidak banyak mengenal dunia pesantren. Latar belakang pendidikannya lebih banyak didapat melalui jalur pendidikan formal, seperti sekolah dan Perguruan Tinggi umum, dan setelah selesai studi bekerja di bidang yang ditopang oleh keahlian dan keilmuan masing-masing.


Dalam konteks ke-NU-an, NU Circle (NUC) merupakan suatu gugusan tersendiri yang melengkapi gugusan yang ada yaitu kalangan Kiai dan Santri, dan ini merupakan satu komponen baru yang bisa melengkapi dan bahkan memperhebat kiprah NU itu sendiri.


Terma NUC, pasti menggelitik orang untuk berseloroh, "jika ada NU-C, tentu ada NU-A dan NU-B". Benarkah? Boleh juga! Katakanlah NU-A adalah adalah soko guru NU dari kalangan Pesantren dan
kyai/ulama pada posisi kelembagaan "Syuriah" yang dalam struktur NU merupakan pemuka yang memiliki posisi tertinggi baik dalam perencanaan maupun implementasi program.

​

Di bawah NU-A ada lapis berikutnya, yakni NU-B, yang tidak lain adalah gugusan Tanfidzyah yang bertangggung-jawab terhadap "Pelaksana" (Arab : Tanfiz) Program organisasi (NU). Di bawah NU-B (Tanfidzyah) adalah NU-C yang terdiri dari kalangan Professional yang bertanggungjawab terhadap implementasi program di lapangan dalam ranah kehidupan yang penuh kompetisi. Suatu ranah kehidupan yang tidak lagi diatasi secara linier dan konvensional. Insya Allah dengan 3 (tiga) gugus tugas tersebut yang bersinergi secara optimal, maka NU akan menemukan posisinya yang sejati di era
milenial yang akan datang. Aaamiiin 

​

Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

masdar
lily_edited.png

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
“Siapa yang mau mengurusi NU, saya anggap ia santriku. Siapa yang jadi santriku, saya do'akan husnul khotimah beserta anak cucunya.” Inilah pesan Pendiri NU Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari. Camkanlah pesan ini baik- baik.


Pesan ini sangat penting untuk adik-adik NU CIRCLE. Jadilah santri-santri Mbah Hasyim. Jadikan diri Anda semua para profesional santri. Bukan hanya profesional semata tapi profesional yang santri. Santri di sini bisa bermakna religius. Profesional yang religius. Namun bukan sembarang religius. Religius yang dikembangkan dalam ajaran ahlussunnah wal jamaah yang betul-betul ingin menggotong Islam Rahmatan Lil Alamin.


Lebih spesifik lagi, santri di sini juga bermakna sebagai “santrinya” Mbah Hasyim. Santrinya pendiri NU. Santrinya kakek saya. Santri yang tawadhu meniti jejak beliau, dan memperjuangkannya. Apa yang dititi dan diperjuangkan, yaitu ajaran-ajaran beliau. Pesan-pesan beliau.


Dalam perspektif ini, santri tidak cukup hanya religius. Santri tidak cukup hanya menjadi “anak murid” Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari. Lebih khusus lagi, yang dinamakan santrinya Pendiri NU adalah santri yang mau mengurusi NU yaitu mengurusi dan melayani warga nahdliyin.


Sudah sangat tepat bahwa NU CIRCLE itu masyarakat profesional santri atau the society of professional santri. Jadilah para profesional yang tidak hanya diam di tempatnya, di kursinya, dan menikmati kekuasaannya sendiri. Tetapi jadilah profesional yang menggerakkan masyarakat nahdliyin. Jadilah obor, jadilah cahaya di tengah-tengah masyarakat. Pandu dan tuntunlah nahdliyin untuk mengenal potensi
dirinya dan bersama-sama memperkuat dan mensejahterahkan dirinya, keluarganya dan lingkungannya, agamanya, bangsa dan negaranya.

​

Hendaknya segera mempergunakan masa muda dan umurnya untuk memperoleh ilmu, tanpa terpedaya oleh rayuan “menunda-nunda” dan “berangan-angan panjang”, sebab setiap detik yang terlewatkan dari umur tidak akan tergantikan.” Saatnya bergerak. Jangan ditunda-tunda. Lakukan hal-hal terkecil yang bisa dilakukan dan jangan hanya menunggu.


Semoga NU CIRCLE tetap dapat meniti jalan kehidupan ini sesuai dengan warisan luhur Haradatus Syekh Hasyim Asy’ari.

 

Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

​

​

Lili Chodidjah Wahid

Dewan Kehormatan NU Circle

Cucu Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari

lili
Arsul%20Sani_edited.png
H. Arsul Sani, S.H., M.Si, Pr.M.

Dewan Kehormatan NU Circle

Wakil Ketua MPR RI

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,


Mengakhiri tahun 2020 ini, NU Circle telah melakukan banyak sekali kegiatan di berbagai bidang dan sektor kehidupan. Di awal pandemi, ketika semua pihak belum bergerak untuk saling berbagi, NU Circle telah melakukan kegiatan berbagi sembako langsung ke masyarakat akar rumput. Jejak kepedulian sosial ini tidak hanya memupuk kepedulian antar-masyarakat, tetapi lebih penting lagi adalah membangun solidaritas nasional.


Berturut-turut, NU Circle melangkah lebih progresif dengan membangun gerakan di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, perhutanan sosial, koperasi dan UMKM, ketenagakerjaan, properti, ekonomi syariah, menginisiasi masuk investasi bidang infrastruktur,mengembangkan ekonomi digital dengan membangun aplikasi digital dan bercita-cita membangun jaringan logistik muslim Asia. Yang lebih menggembirakan adalah NU Circle memulai langkah besarnya dengan mengorkrestrasi kebangkitan umat langsung dari pusat-pusat warga nahdliyin melalui pesantren dan koperasinya, serta mensinergikannya dengan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta hingga BUMN.


Di masa pandemi, para pengurus seperti menemukan takdirnya sebagai kekuatan baru yang menghimpun kaum muda profesional untuk berdiri lebih tegak mengusung perubahan sosial dan ekonomi secara nasional. Perubahan yang pada akhirnya ingin meningkatkan kecerdasan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.


Berbagai kegiatan tersebut tentu saja sangat membanggakan. Konsolidasi kaum muda profesional yang religius ini sangat menentukan bagaimana masa depan bangsa ini dituliskan. Di seluruh dunia, kaum mudalah yang berinisiatif dan kemudian bergerak untuk melakukan perubahan bangsa dan negaranya ke arah yang lebih baik.

​

NU Circle telah berhasil meneguhkan jati dirinya sebagai The Society of Professional Santri. Masyarakat profesional santri yang koheren dalam mewujudkan kebangkitan umat (nahdlatul ummah al musyarakiyah). Perkumpulan ini akan terus menghimpun sosok individu-individu profesional santri
yaitu kaum profesional religius, berkebudayaan, yang melihat diri dan lingkungannya sebagai kekuatan muslim kultural, yang menjaga dan mengembangkan agamanya melalui jalan tradisi kenusantaraan yang saling asih, asah dan asuh.

 

Dengan jalan tradisi inilah, NU Circle bercita-cita membangun masyarakat madani (civil society) yang menjadi bagian penting dalam menjaga dan merawat Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia, NKRI sebagai satu kesatuan bangsa dan negara, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 sebagai falsafah dan dasar hukum kehidupan berbangsa dan bernegera.


Saya berharap NU Circle akan terus meneguhkan dan merawat jati dirinya sebagai kekuatan baru dalam belantika keormasan di Indonesia yang menginspirasi kebangkitan masyarakat Indonesia.


Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

arsul

Dewan Kehormatan NU Circle

Wakil Ketua Umum PBNU

Prof. Maksoem Machfudz
IMG_9856_edited.png

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,


Alhamdulillaah, amanat Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama, yang diselenggarakan di Jombang, 1-6 Agustus 2015, menjadi ringan dijinjing dan nyaman dipikul bersama karena kepedulian lebih banyak pihak untuk menjawab beberapa tuntutan kemasyarakatan yang memang tidak bisa dihindari. Secara khusus, amanat Muktamar dalam kaitannya dengan pengabdian kemasyarakatan mengerucut pada tiga hal mendasar: pengembangan bidang perekonomian, pendidikan, dan kesehatan. Dalam tiga mata tombak inilah kontribusi publik nampak semakin nyata mendukung khidmad kemasyarakatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk masa bakti 2015- 2020, yang kemudian diundur menjadi 2015-2021 karena Pandemi Covid-19 yang tidak terhindarkan.


Tidak terhindarkan, pandemi ini memang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat se jagad raya, di manapun berada. Tidak berlebihan jikalau mutakhir ini, Republik Indonesia sebagai negara yang sedang gigih bergulat melakukan penataan dan penyesuaian diri berkaitan dengan disrupsi teknologi dalam Revolusi Industri 4.0, sembari menungu perkembangan revolusi teknologis berikutnya, ternyata
muncul disrupsi kedua yang dipicu oleh Covid-19 dengan segala dampaknya. Disrupsi Ganda, digitalisasi dan pandemi, tentu memiliki resultante ke segala penjuru kehidupan dengan segala multiplier effects yang tidak pernah dihadapi oleh bangsa ini, dan PBNU khususnya.


Beruntung bahwa dalam menghadapi double disruptions ini ternyata semakin banyak pihak yang peduli terhadap Nahdliyyin dan mendukung secara partisipatif tugas besar PBNU dalam tiga mata tombak dimaksud: perekonomian-pendidikankesehatan. Ikhtiyar panjang dalam menyapa dan menggerakkan kader-kader NU profesional yang dilakukan oleh beberapa funsionaris PBNU selama ini, antara lain:
KH Masdar Farid Mas’udi dan KH Dr. Bina Suhendra, pun bersambut dengan kesiapan banyak kader NU professional untuk membaktikan dirinya bagi pengembangan masyarakat Nahdliyin.

​

Apresiasi yang tinggi secara khusus disampaikan kepada komunitas profesional NU yang terhimpun dalam NU-Circle atas inisiasi dan kepemimpinan Dr Gatot Prio Utomo. Dalam kaitannya dengan amanat Muktamar-33, NU-Circle telah menerjunkan diri sangat aktif dalam kapasitas profesional masing-masing anggota, turut serta secara nyata menangani tiga mata tombak itu: perekonomian-pendidikan-kesehatan. Mobilisasi wakaf kepakaran, waktu dan harta benda, termasuk di dalamnya pengembangan jaringan, merupakan wujud nyata kontribusi NU-Circle dalam urusan dimaksud.

 

Ada beberapa aktifitas nyata yang telah dilakukan NU-Circle, dalam hal ini, meski tidak mungkin disebutkan keseluruhannya, tetapi jelas sekali semua itu teramat inspiring bagi kelompok lain, internal dan eksternal, dalam mendukung bakti kemasyarakatan PBNU.


Dalam urusan pendidikan, bakti NU-Circle telah dilakukan dengan menyentuh lintas generasi, mulai dari kegiatan FGEI, Festival Generasi Emas Indonesia, diperuntukkan bagi anak usia dini sampai sekolah dasar; penataran kapasitas pengajaran numerasi bagi guru-guru matematika, Lembaga Pendidikan Maarif PBNU; sampai dengan pendidikan orang dewasa melalui pembumian ajaran islam wasathi dan agama keadilan. 

​

Dalam bidang perekonomian, ada banyak kegiatan dilakukan mulai dari Pelatihan Santri Developer dengan dukungan pendampingan dan kemudahan akses untuk menjadi developer yang andal; pembinaan UMKM Nahdliyyin, pesantren maupun non-pesantren, antara lain dengan pendekatan pengembangan akses perkreditan, pendampingan, dan koperasi; pembinaan NU-Career; sampai dengan pembinaan UMKM dalam menghadapi global market, melalui upaya eksportasi bersama aneka makanan ringan produk UMKM.

 

Sementara itu dalam urusan kesehatan, teristimewa pada masa Pandemi COVID-19, aneka aksi telah dilakukan mulai dari upaya preventif melakukan aneka penyuluhan telah dilakukan; dukungan operasi lapangan tenaga medis; sampai dengan aneka upaya konsolidasi dan pencerahan tenaga medis dalam jajaran RSI NU dan PDNU.


Luar biasa inspiring!! Tentu apa yang disebut diatas hanyalah sedikit saja dari belantara aktifitas dan kontribusi NU-Circle yang didukung oleh signifikansi kontribusi anggotanya menurut profesi masing-masing, mulai dari CEO dan personnel perusahaan swasta, beberapa pimpinan lembaga tinggi negara: parlemen dan kementerian, aktifis ASN, pengusaha, organisasi kemasyarakatan sampai perguruan tinggi, para pengajar berpengalaman dan politisi peduli, banyak santri, dan eksponen NU-Circle lainnya dalam aneka profesi.Meski begitu, tentu itu semua tidak pernah cukup dalam menyelesaikan masalah tiga mata tombak yang disebutkan. Akan tetapi, semua itu sangat inspiring dan pelibatan sekian banyak profesional dengan aneka latar belakang profesi secara kolektif Insya Allah akan menjadi pemicu kelahiran komunitas lain untuk turut serta aktif dalam menyelesaikan tugas besar PBNU. Inspiringnya NU-Circle adalah waqaf dan amal jariyah yang tidak disangsikan lagi.

 

Dengan demikian, makna kehadiran NU-Circle, tentu mendapatkan apresiasi tinggi pimpinan PBNU.

Harapannya, semoga segala kontribusi dan dedikasi NU-Circle akan nggelundhung terus, semakin nyata berkembang, dan menjadi inspirasi bagi komunitas luas umumnya, dan komunitas nahdliyyin khususnya untuk melakukan kontribusi serupa dalam pengembangan ummat dan bangsa Indonesia: dalam dua mata rantai yang disebut oleh almarhum KH AM Sahal Machfoedz al-maghfurlah: pengembangan mutu
keberagamaan dan pengembangan mutu kesejahteraan. Insya Allah.

 

Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

maksoem
gatot%2520sidang_edited_edited.png
Dr. R. Gatot Prio Utomo

Ketua Umum NU Circle

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,


Jika harus menyebutkan orang yang paling berperan dalam berkecimpungnya saya pada aktifitas komunitas NU, beliau adalah Pak Sadar Subagyo. Sekitar tahun 2009, Pak Sadar mengajak saya untuk bertemu dengan KH Masdar Farid Mas’udi di kantor P3M Cililitan Kecil. Disanalah saya bertemu para intelektual muda NU lainnya seperti Zuhairi Misrawi, Rumadi Ahmad, Ulil Abshar Abdalla, Yudi Latif, Teten Masduki, Masykurudin Hafidz, Imdadun Rahmat, dll dan mulai mendiskusikan upaya – upaya menggerakkan dan membangkitkan kekuatan Profesional Nahdliyin sebagai komponen yang sangat dibutuhkan untuk merevitalisasi Nahdlatul Ulama.

 

Satu persatu kalangan profesional disapa Kiai Masdar dengan sabar dan diajak bergabung kedalam komunitas yang semakin lama semakin membesar. Setelah resmi menjadi Perkumpulan berbadan hukum pada tanggal 7 November 2017, NU Circle memulai kiprah nyatanya.


Jika dunia pesantren NU lekat dengan nilai-nilai keislaman rahmatan lil alamin, masuknya kelompok professional diharapkan membawa praktik – praktik terbaik kekinian yang berbasis sains-teknologi, etos manajemen modern, dan etika publik. Perpaduan ini mendorong bermuaranya nilai – nilai kesantrian, keprofesionalan dan kenusantaraan dalam sosok professional santri. Kaum santri mendapatkan nilai-nilai
keprofesionalan, dan kaum profesional diperkaya dengan nilai-nilai kesantrian. Terwujudnya kebangkitan masyarakat profesional santri yang sejahtera, bernapaskan Pancasila dan Islam Rahmatan Lil Alamin, mengarus-utamakan kenusantaraan, demi terwujudnya kebahagiaan umat dan bangsa, merupakan visi NU Circle.

 

Visi ini sejatinya menjadi momentum kebangkitan umat (nahdlatul ummah al musyarakiyah) melalui keterlibatan kaum profesional membersamai seluruh lapisan warga Nahdliyin untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama (ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani). Untuk mencapai visi tersebut, NU CIRCLE merumuskan TIGA STRATEGI dasar. Pertama, MENGAWAL Generasi Emas Profesional Santri sejak masih dalam kandungan sampai mampu berkarya dalam peradaban Indonesia yang maju.

​

Program gelang ibu hamil, anak anti stunting, kesehatan reproduksi serta pola hidup sehat dan bersih dilaksanakan untuk memastikan bayi-bayi terlahir sehat sebagai tulang punggung generasi masa depan. Untuk memastikan kemampuan literasi matematika di pendidikan dasar, program Gernas Tastaka dijalankan sehingga terjadi proses pembelajaran yang bernalar dan kontekstual. Kesulitan bertatap muka diatasi melalui Nuschool, program pendidikan jarak jauh dan pesantren virtual. Festival Generasi Emas Indonesia diinisiasi untuk memfasilitasi kebutuhan parenting dan pengembangan karakter anak. Tri matra pendidikan yaitu etika, logika dan kebangsaan, dan agama menjadi dasar penyusunan Naskah Akademik RUU Sistem Kebudayaan dan Pendidikan Nasional yang diajukan ke DPR.


Platform nucareer.id menjadi perangkat yang memfasilitasi kebutuhan generasi di usia produktif. Didalam platform tersebut kebutuhan seperti beasiswa, tes minat dan bakat, magang, lowongan kerja, pelatihan dan sertifikasi kompetensi dapat terpenuhi sehingga diharapkan generasi nahdliyin siap mengisi pasar tenaga kerja dan kepemimpinan nasional di berbagai sektor dan bidang kehidupan, siap menjadi profesional santri yang mumpuni dan siap membangun peradaban masyarakat profesional santri.


Bagi yang memilih jalur kewirausahaan, NU Circle mengembangkan program Trade Partner Services guna memfasilitasi transformasi digital UKM. Disamping itu juga dikembangkan marketplace NU Circle Store yang mewadahi ekosistem perekonomian digital warga Nahdliyin, serta memberi ruang bangunan ekonomi syariah. Integrasi keseluruhan ekosistem digital diatas dilakukan melalui platform NULife yang mana fungsi big data, customer relationship management, pembayaran, pembiayaan, zakat, infaq dan shodaqoh juga terfasilitasi.


Kedua, FOKUS pada pengembangan tiga pilar NU Circle yaitu pengembangan organisasi dan kaderisasi, pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, dan pengembangan ekonomi kerakyatan (Koperasi & UKM, Ekonomi Syariah, dan Ekonomi Digital). Penyegaran organisasi dilakukan untuk mengakselerasi eksekusi program-program kerja, termasuk mematangkan rencana melebarkan sayap di kota-kota urban dan kabupaten.

 

Kantor sekretariat yang baru di Jl. Danau Dibawah, Bendungan Hilir No. 40 Jakarta Pusat dimaksimalkan agar eksekusi program menjadi lebih solid. Saat ini sedang dibangun studio mini untuk memfasilitasi program kerja serta memproduksi konten untuk menyebarkan gagasan- gagasan NU Circle ke dunia luar melalui berbagai kanal yang dimiliki.


Penerapan prinsip good governance untuk tata kelola organisasi diharapkan dapat menghasilkan pola kerja yang efektif dan efisien dengan akuntabilitas yang baik. Kerjasama Tim menjadi kata kunci untuk keberhasilan eksekusi. Setiap pengurus menjalankan apa yang menjadi tugas pokok dan fungsinya. Saling sinergi dan memperkuat satu dengan yang lain akan melahirkan pencapaian-pencapaian
gemilang dan kesuksesan bersama. Satu asa, satu cita-cita: terwujudnya masyarakat profesional santri.

​

Dua pilar lainnya juga telah menemukan momentum yang tepat. Pilar pendidikan ditandai dengan terpilihnya NU CIRCLE sebagai Organisasi Penggerak di Kemendikbud yang akan mengusung Gernas Tastaka di 6 Kabupaten sasaran. Untuk pengembangan profesi, program Santri Developer dan pembentukan Himpunan Pengembang Nusantara menandai kiprak NU Circle.

 

Pilar kesehatan tidak ketinggalan dengan cara mensinergikan seluruh kekuatan kesehatan Nahdliyin di
Forum Kesehatan Nusantara 2020, kolaborasi NU Circle bersama dengan Perhimpunan Dokter NU, Asosiasi Rumah Sakit Islam NU, dan Asosiasi Perguruan Tinggi Kesehatan NU. 


Untuk pilar ekonomi kerakyatan, NU Circle mengupayakannya melalui Koperai NU Circle Nusantara (KOPNUC) yang telah melahirkan beberapa unit usaha / anak perusahaan yaitu PT Talenta Nusantara Cemerlang yang bergerak dibidang pengembangan karir dan pelatihan; PT Edukasi Nusantara Cemerlang yang bergerak di bidang Pendidikan; PT Niaga Nusantara Cemerlang yang bergerak dalam sektor perniagaan dan pengembangan ukm.

 

Kerjasama perhutanan sosial dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dimanfaatkan untuk menggerakkan program santri beasiswa pohon. Program ini mendorong setiap keluarga nahdliyin menanam pohon untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Sinergi hulu ke hilir dilakukan dengan menyiapkan off-taker yang akan membeli hasil panen pohon dan memasukkan hasil panen ke dalam asuransi pendidikan untuk perguruan tinggi.


Ketiga, MENGGALANG SINERGI dan kolaborasi dengan seluruh organ dan kekuatan Nahdliyin pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. NU Circle berupaya menjadi kolaborator, katalis yang menciptakan iklim sinergis diantara berbagai kekuatan Nahdliyin dan Indonesia. Program-program NU Circle tidak dalam posisi berkompetisi, tetapi memiliki peran sebagai komplementer program kerja yang
sudah dimiliki oleh NU. Pada beberapa area, NU Circle menginisiasi program yang belum disentuh oleh PBNU sehingga lingkar pengaruh (circle of influence) NU semakin membesar.


Kita sama - sama berharap agar kiprah NU Circle dapat lebih mewarnai kemajuan peradaban Indonesia di masa mendatang. Menyelesaikan masalah Nahdliyin sesungguhnya menyelesaikan masalah Indonesia mengingat populasi Nahdliyin serta posisinya yang sebagian besar masih berada di lapisan dasar piramida kesejahteraan penduduk Indonesia. Akhirnya, semoga kita semua diberi kesehatan dan kemudahan dalam menjalankan misi suci ini, untuk keluarga, untuk umat, bangsa dan negara tercinta Indonesia.


Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gatot
bottom of page